Rabu, 29 Oktober 2014

bidang-bidang yang memicu perkembangan Teknologi Informasi


    Bidang yang paling dominan memicu perkembangan teknologi informasi adalah :
a.      Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan salah satu kegiatan informasi. Pendidikan memberikan informasi pengetahuan dan teknologi yang dpaat disebarluaskan kepada peserta didiknya. Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu:
·         Pergeseran dari pelatihan ke penampilan,
·         Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
·         Pergeseran dari kertas ke “on line” atau saluran,
·         Pergeseran fasilitasfisik ke fasilitas jaringan kerja,
·         Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.
Interaksi  antara pendidik  dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Dengan perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh menggunakan media internet untuk menghubungkan antara pendidik dan peserta didik dengan pendidikannya, melihat nilai peserta didik secara online, melihat jadwal kuliah, sampai mengirim berkas tugas, dan sebagainya.
Dengan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web  dapat dikembangkan antara lain :
·         Pusat  kegiatan  peserta  didik  ;  sebagai  suatu  community  web  based  distance  learning  dapat  menjadikan  sarana  ini  sebagai  tempat  kegiatan  peserta  didik dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan  sebagainya.
·         Interaksi dalam grup; para peserta didik dapat berinteraksi satu sama lain untuk  mendiskusikan  materi-materi yang diberikan  pendidik. Pendidik    dapat hadir  dalam  group  ini  untuk  memberikan  sedikit  ulasan  tentang  materi  yang  diberikannya.
·         Sistem administrasi peserta didik ; para peserta didik dapat  melihat informasi  mengenai status, prestasi dan sebagainya.
·         Pendalaman  materi  dan  ujian;  pendidik  dapat  mengadakan  kuis  singkat  dan  tugas  untuk  pendalaman  dari  apa  yang  telah  diajarkan  serta  melakukan  test  pada akhir masa belajar.
·         Perpustakaan  digital;    berbagai  informasi,    kepustakaan  tidak  terbatas  pada  buku tapi  juga pada kepustakaan  digital seperti  suara, gambar dan  sebagainya  yang ditunjang dengan database.
·         Materi  online  diluar  materi  kuliah;  untuk  menunjang  perkuliahan,    tentu  diperlukan  juga  bahan  bacaan  dari  web  lainnya.  Pendidik    dan  peserta  didik  dapat  langsung  terlibat  memberikan  bahan  lainnya  untuk  di  publikasikan  kepada peserta didik lainnya melalui web.
·         Di Negara maju, pendidikan jarak jauh telah menjadi alternative pendidikan yang cukup berhasil. Karena peserta didik yang mengikuti pendidikan jarak jauh diikuti oleh berbagai kalangan seperti, karyawan, eksekutif, ibu rumah tangga, sampai orang lanjut usia.
b.      Bidang Pemerintahan
Dalam bidang pemerintahan penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan baru seperti (G2C (Goverment to Citizien), G2B (Government to Buisness), dan G2G (Government to Goverment). Penggunaan teknologi informasi dalam bidang pemerintahan biasa disebut e-government. Manfaat e-government antara lain :
·         Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan 24 jam sehari tanpa harus mendatangi kantor atau tempat belajar.
·         Peningkatan  hubungan  antara  pemerintah,  pelaku  bisnis,  dan  masyarakat  umum,  adanya  keterbukaan  (transparansi)  maka  diharapkan  hubungan  antara  berbagai  pihak  menjadi  lebih  baik,  keterbukaan  ini  menghilangkan  saling  curiga dan kekesalan dari semua pihak.
·         Pemberdayaan  masyarakat  melalui  informasi  yang  mudah  diperoleh.  Dengan  adanya  informasi  yang  mencukupi,  masyarakat  akan  belajar  untuk  dapat  menentukan  pilihannya.  Sebagai  contoh,  data-data  tentang  sekolah:  jumlah  kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan  secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas  untuk anaknya.
·         Pelaksanaan  pemerintahan  yang  lebih efisien.  Koordinasi  pemerintahan  dapat  dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Untuk  Indonesia yang  luas areanya sangat besar, hal ini sangat  membantu. Tanya jawab, koordinasi,  diskusi  antara  pimpinan  daerah  dapat  dilakukan  tanpa  kesemuanya  harus  berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta  untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
Tuntutan  masyarakat  akan  pemerintahan  yang  baik  sudah  sangat  mendesak  untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah  keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on-line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan  informasi  terutama  yang  berhubungan  dengan  pelayanan  publik.
c.       Bidang Ekonomi / Perbankan
Di bidang ekonomi / perbankan juga sekarang sudah menggunkaan teknologi informasi dalam pelayanannya untuk meningkatkan pelayanan agar lebih baik. Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang  tidak  lagi  menggunakan  uang  tunai  dalam  transaksi  pembayarannya,  tetapi  telah  memanfaatkan  layanan  perbankan  modern.
Untuk menunjang keberhasilan  operasional  sebuah  lembaga  keuangan/perbankan  seperti  bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan  mudah  oleh  nasabahnya,  yang  pada  akhirnya  akan  bergantung  pada  teknologi  informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia  berada selama masih ada layanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dari bank tersebut,  atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening  yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.

Rabu, 15 Oktober 2014

Fungsi dan Peranan Menulis



A.    Fungsi Menulis
Dalam kegiatan berbahasa menulis memiliki fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita (Tarigan, 1994:222). Selain itu, menulis juga memiliki fungsi lain, fungsi itu adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi penataan
Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi dan lain sebagainya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran dan yang lainnya memiliki wujud yang tersusun.
b.      Fungsi pengawetan
Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis. Dokumen sangat berharga, misalnya untuk mengungkapkan kehidupan pada zaman dahulu.
c.       Fungsi penciptaan
Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian. Begitu pula karangan filsafat dan keilmuan ada yang menunjukkan fungsi penciptaan.
d.      Fungsi penyampaian
Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan jug kepada orang yang berjauhan. Malah penyampaian itu dapat terjadi pada masa berlainan (Rusyana, 1986:16).
B.     Peranan Menulis

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Kemampuan menulis perlu dikembangkan karena kemampuan ini merupakan keterampilan secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya kedalam bentuk tulisannya. Keterampilan menulis merupakan suatu persyaratan bagi siapapun dalam setiap organisasi, perusahaan, pendidikan ataupun pemerintahan (Tarigan, 1986:185).

Berkaitan dengan pentingnya peranan keterampilan menulis dalam menentukan kemampuan berbahasa, Rofi’uddin (1999:37) mengemukakan bahwa kemampuan berbahasa sejak dini merupakan salah satu upaya yang bersifat strategis. Kemampuan tersebut berfokus kepada kemampuan baca-tulis yang merupakan kunci pembukaan untuk memasuki dunia yang lebih luas. Artinya bahwa melalui pengajaran baca-tulis yang baik, maka dapat dipacu penguasaan kemampuan berfikir kritis-kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi sehingga perkembangan dimensi afektif anak dapat dioptimalkan.


Pentingnya Menanamkan Nilai – Nilai Agama Kepada Anak Sejak Dini



A.   Pengertian Nilai-Nilai

Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan (2007: 783). Nilai merupakan suatu yang ada hubungannya dengan subjek, sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa bahwa sesuatu itu bernilai. Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai tingkah laku (Iman dan Kholifah, 2009: 4).Sedangkan agama adalah peraturan Tuhan yang membimbing orang yang berakal, dengan jalan memilihnya untuk mendapatkan keselamatan dunia akhirat di dalamnya mencakup unsur-unsur keimanan dan amal perbuatan. Agama juga diartikan sebagai segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (Tim Penyusun, 2007: 10). Jadi, yang dimaksud dengan nilai-nilai agama adalah suatu kandungan atau isi dari ajaran untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat yang diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal (perbuatan, cara) menanamkan (2007: 1198). Penanaman nilai-nilai agama Islam adalah segala usaha memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia yang seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Ahmadi, 1992: 20).

B.   Bentuk-Bentuk Nilai Agama

1.      Menanamkan Tauhid Dan Akidah
Inilah yang pertama harus di lakukan oleh orang tua terhadap anaknya,; yaitu menanamkan keyakinan bahwa alloh itu maha esa dan memiliki sifat – sifat yang mulai (asmaul husna). Hal ini pernah di contohkan oleh luqmanul hakim dan di abadikan dalam al- qur’an:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ(13)

“Dan (ingatlah) ketika luqmanul hakim berkata kepada anaknya, “anaku, janganlah kamu mempersekutukan alloh, sesungguhnya mempersekutukan (alloh) itu adalah benar – benar kezaliman yang besar’’ (Qs. Luqman:13).
 Berikut  ini langkah-langkang peraktis atau contoh-contoh menanamkan tauhid dan aqidah terhadap anak:
a.       Menanamkan tauhid ini bisa dimulai anak sejak dalam kandungan, yaitu dengan membiasakan anak (bayi) mendengarkan alunan yat-ayat suci al-quran, ceramah-ceramah agama, kalimah-kalimah thoyyibah dan ucapan–ucapan yang sopan, santun serta lemah lembut.
b.      Setelah anak bisa bicara atau bercakap, ajarkanlah ia untuk dapat mengucapkan kata-kata alloh, bismillah, alhamdulillah, astagfirulloh, dan sebagainya.
c.       Tegurlah dan berilah peringatan dengan segera apabila anak mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
d.       Jelaskan bahwa diri kita, tumbuhan, hewan dan semua yang ada di alam ini adalah ciptaan serta kepunyaan alloh yang maha kuasa.
e.       Sampaikanlah kisah- kisah para nabi, rosul dan orang-orang yang shalih; baik secara lisan, atau bisa juga berupa buku-buku kisah yang bergambar ( banyak tersedia di toko- toko buku), atau berupa vcd, jelaskanlah hikmah atau pelajaran yang bisa di ambil dari tiap kisah tersebut.
f.       Hindarkanlah anak dari cerita- cerita dan tontonan (film/sinetron) takhayul, khurafat dan bid’ah, misalnya cerita-cerita mengenai hantu, mistik, kesaktian, zodiak/ramalan bintang, dan sebagainya.
g.      Bawalah anak ke tempat- tempat yang bisa memperkuat aqidah dan tauhid; misalnya ke mesjid, madrasah, atau tempat-tempat rekreasi yang kondusif seperti taman, pegunungan, pantai, peneropongan binatang, museum, dan sejenisnya. Berilah penjelasan kepada anak misalnya betapa kuasanya alloh menciptapkan tumbuhan-tumbuhan, binatang; gunung, lautan, bintang, matahari, bulan, dan sebagainya.           
2.      Mengajarkan Al-Quran dan Hadist
“Berilah anak-anakmu pendidikan ats tiga macam: mengasihi nabi, mengasihi keluarganya (ahlul bait) dan membaca al-quran. Mak sesungguhnya orang yang hafal al-qur’an berada pada naungan alloh, yaitu di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan alloh beserrta para nabi dan kekasih-kekasih-nya’’(hadis riwayat dailami dari ‘ali r)”
Hadis di atas memerintahkan kepada orang tua -di antaranya- agar mengajarkan kepada anaknya-anaknya membaca al-qur’an. Al-quran adalah pedoman hidup, bagai mana kita bisa melakukan isi al-qur’an apa bila membacanya  saja tidak pernah? Oleh karena itu baca dan ajarkanlah al-qur’an dimulai dari diri sendiri serta kelluarga masing-masing.
Berbahagialah mereka yang di rumahnya selalu di bacakan al-qur’an. Sabda rosulullah, “terangilah rumah- rumahmu dengan membaca al-qur’an”. Lingkup mengajarkan al-qur’an kepada anak-anak dan keluarga adalah:
a.       Mengenalkan huruf-huruf dan tata cara membaca al-qur’an dengan baik serta benar.
b.      Mengajarkan tata cara menulis huruf dan bacaan al-qur’an.
c.       Menyuruh anak membaca dan menghafalkan ayat-ayat al-qur’an.
d.      Mengecek mengenai benar tidaknya anak-anak dalam membaca serta menulis ayat al-qur’an.
e.       Membiasakan seluruh anggota keluarga untuk membaca al-qur’an secara berjamaah atau bergantian dalam waktu rutin. Setelah selesai kemudian diberi penjelasan mengenai makna atau tafsir dari ayat-ayat yang baru selesai dibacakan.
f.       Mengajarkan al-qur’an juga kepada sanak kerabat atau tetangga terdekat serta masyarakat sekitar.
g.      Melatih dan membiasakan untuk mengamalkan isi al-qur’an secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan anak masing-masing.
Adapun cara ataupun atau teknis mengajarkan al-qur’an dan hadist kepada anak serta keluarga dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu:
a.       Mengajarkannya sendiri. Inilah yang terbaik karena dengan begitu orang tua dapat langsung mengetahui kemampuan dan kemajuan anak dalam belajar al-qur’an dan hadist. Selain itu, orang tua bisa lebih akrab dengan anak. Juga tentusaja pahalanya bisa lebih besar dibandingkan dengan cara lain., hanya tentu saja orang tua harus menyediakan waktu khusus dan harus lebih dahulu bisa dan mahir dalam membaca, menulis serta menafsirkan al-qur’an dan hadist secara benar.
b.      Memasukan anak kesekolah agama atau madrasah misalnya TKA, TPA, Madrasah Diniyyah, atau bisa juga dengan mengadakan les privat  al-qur’an dan hadist bagi anak-anak dan keluarga dirumah dengan mendatangkan guru mengaji/ustadz/ustadzah secara rutin.
c.       Dengan melalui alat yang lebih canggih, misalnya video cassete, CD, VCD, CD room, dan lain sebagainya, tapi tentu saja harus dibimbing oleh orang tua, ustadz atau ustadzah.
Jadikanlah al-qur’an dan hadits sebagai bacaan pertama serta utama bagi kita, karena kelak akan menjadi pedoman, penerang dan bekal didunia serta akhirat. Selain itu dengan membaca dan mengajarkan al-qur’an maka kita menjadi manusia pilihan (terbaik) seperti disabdakan rasulullah yang artinya “orang yang terbaik diantara kalian ialah orang yang mempelajari al-qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari).
3.      Melatih Mengerjakan Shalat dan Ibadah – Ibadah Lain
Ada beberapa adat Al-Qur’an dan hadis yang memerintahkan para orang tua agar menyuruh atau mengajarkan anak-anaknya melaksanakan shalat, di antarnya:
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ(17)
(Nasihat Luqman kepada anaknya) “ Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”
 “Apabila anak telah mengenal tangan kanannya dengan tangan kirinya, maka surulah dia mengejarkan shalat”(HR. Abu Daud).
“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka jika tak mau mengerjakan shalat ketika mereka telah berumur sepuluh tahun..”(HR. Abu Daud).
Ayat Al-Qur’an dan dua hadis di atas dengan jelas memerintahkan para orangtua untuk mengajarkan shalat kepada anak-anaknya. Di dalam Al-Qur’an Surat Lukman ayat 17 dijelaskan bahwa Luqman Al Hakim (orang shalih yang nama dan ajarannya di abadikan didalam Al-Qur’an) menyuruh anaknya untuk mendirikan shalat.
Kemudian di hadis pertama dijelaskan bahwa anak harus sudah disuruh atau diajarkan shalat ketika mereka sudah mengenal atau bisa membedakan tangan kana dan tangan kiri, ini berarti anak ketika berumur sekitar dua atau tiga tahun. Pada umur ini anak dikenalkan tata cara shalat atau diajak bersama-sama mengerjakan shalat. Mungkin anak belum serius dalam mengerjakannnya, tapi itu tak mengapa; yang terpenting anak harus sudah dikenalkan shalat sejak usia dini.
Hadis kedua dikerjakan lebih rinci mengenai teknis mengajarkan shalat ini, yakni suruhlah anak mengerjakan shalat secara lebih serius (sungguh-sungguh dan rutin) ketika mereka berumur tujuh tahun, dan ketika meresa sudah berumur sepuuh tahun apabila meninggalkan shalat; maka orangtua boleh memukulnya. Dimaksud memukul disini adalah untuk menyadarkan mereka, bukan untuk menyakiti. Karena itu jangan sampai pukulan memuat cidera melainkan untuk menyadarkan mereka,; lebih baik lagi apabila tanpa pukulan. Jika dengan suruhan sudah bisa menyadarkan, janganlah disertai pukulan. Pukulan adalah pilihan terakhir apabila dengan ucapan dan teguran sudah tidak bisa. Teknis mengerjakan shalat kepada anak bisa dilakukan dengan cara:
a.       Mengajak anak shalat bersama-sama ketika mereka masih kecil (sekitar umur dua samapai empat tahun).
b.      Mengajarkan bacaan dan tata cara shalat yang benar, ketika mereka berumur lima sampai tujuh tahun.
c.       Mengecek dan mementau bacaan serta tatacara shalat yang dilakukan oleh anak, misalanya ketika mereka shalat sendiri ataupun sahalat berjamaah.
d.      Mengingatkan anak untuk senantiasa mendirikan shalat kapanpun, di mana pun dan bagaimanapun keadaaanya.
e.       Membiasakan mereka untuk melaksanakan shalat berjamaah; baik di rumah maupun di masjid, karena shalat berjamaah memiliki banyak berkah dan keutamaan, diantaranya menambah silaturahmi dan berpahala 27 kali lipat.
f.       Selain shalat, anak juga harus diajarkan, dilatih dan dibiasakan melaksanakan ibaah-ibadah lain dalam islam; misalnya shaum (puasa), jakat (termasuk infak dan shadaqah), zikir,do’a, tata cara ibadah haji, dan sebagainya. 
4.      Mengajarkan Halal dan Haram
Halal adalah segala sesuatu yang boleh dimakan dan diminum dipakai dan dilakukan/dikerjakan. Sedangkan haram adalah kebalikannya, yaitu segala sesuatu yang tidak boleh dimakan, diminum, dipakai, dan dilakukan/dikerjakan. Masalah halal dan haram ini harus diajarkan kepada anak agar anak dapat mengenali mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, sehingga ia bisa menggunakan/mengerjakan yang halal serta menjauhi benda dan perbuatan yang haram.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh benda(makanan dan minuman) serta perbuatan yang haram, yaitu :
a.       Binatang dan makanan yang haram, antara lain dijelaskan dalam al-qur’an surat al-maidah ayat 3, yaitu babi, bangkai, binatang yang mati tenggelam, binatang yang tercekik, binatang yang mati karena dibanting, binatang yang disembelih dengan tidak memotong lehernya.
b.      Minuman yang haram adalah semua minuman keras (memabukkan) seperti bir, wisky, brandy, dan sejenisnya; juga termasuk didalamnya juga narkoba (narkotika dan obat terlarang) atau Nafza (narkotika dan zat adiktif) seperti ekstasi, leksotan dan sebagainya.
c.       Barang yang haram adalah barang yang didapat dengan cara mencuri, menipu, korupsi, manipulasi, riba, judi dan merampas.
d.      Perbuatan yang haram dilakukan, misalnya berdusta, durhaka kepada orang tua, memfitnah dan lain sebagainya.
5.      Menanamkan Rasa Cinta Kepada Sesama Anak
Setiap orang tua dan anak-anak mendambakan suasana rumah yang tenang, tentram, menyenangkan serta penuh cinta kasih. Suasana tersebut hanya bisa terwujud apabila tumbuh rasa saling cinta dan menghormati antar sesama anggota keluarga. Upaya terwujudnya suasana seperti itu perlu ditanamkan kepada anak sifat dan perilaku yang baik, misalnya :
a.       Menghormati kepada orang tua dan saudara yang lebih tua.
b.      Menyayangi kepada saudara/adik yang lebih muda.
c.       Saling menolong dan menyelesaikan tugas, pekerjaan dan permasalahan.
d.      Dibiasakan berbicara yang santun dan berperilaku sopan kepada orang tua dan sesama anggota keluarga.
e.       Menegur dan saling menasihati dengan cara bijak apabila ada yang berbuat salah diantara sesama keluarga.
f.       Dibiasakan untuk saling mengingatkan serta mengajak dalam berbuat kebaikan sesuai ajaran agama islam.
6.      Mendidik Anak Untuk Peduli Kepada Sesama
Pengertinan sesama disini bisa tetangga, masyarakat maupun orang lain. Kepedulian kepada sesama itu tanpa memandang status sosial, ekonimi, budaya, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Sesuai dengan namanya “islam” yang berarti selamat, taat dan sejahtera, maka agama islam mengajarkan kepada umatnya untuk hidup secara rukun, damai, saling menyelamatkan dan menyejahterakan. Rasulullah pernah bersabda “Orang yang terbaik diantara kamu adalah yang paling berguna untuk orang-orang sekitarnya”.
Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya dalam kepedulian terhadap sesama, yaitu:
a.       Bersikap dan bertutur kata yang baik kepada tetangga, masyarakat dan sesama manusia tanpa membedakan status sosial, ekonimi dan lain sebagainya.
b.      Tidak boleh mengganggu atau menghina.
c.       Bila ada kelebihan rezeki berilah makanan atau hadiah kepada tetangga terdekat atau sekitar rumah.
d.      Saling menolong jika ada yang membutuhkan baik yang diminta maupun yang tidak diminta.
e.       Dorong dan dukunglah anak untuk aktif ikut serta dalam kegiatan positif dimasyarakat.
7.      Mendidik Anak Agar Peduli Terhadap Lingkungan Sekitar
Agama islam adalah “rahmatan lil’alamin” artinya agama yang membawa manfaat bagi seluruh alam. Karena itu islam mengajarkan kepada umatnya bukan hanya harus peduli kepada sesama manusia, tapi juga harus peduli terhadap alam sekitar baik itu tumbuhan, hewan, air, udara dan seluruh makhluk allah yang terdapat di alam semesta ini.
Guna menanamkan dan mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, orang tua dapat melakukan beberapa upaya kepada anak, diantaranya:
a.       Mengajak anak untuk berkebun atau menyirami tanaman disekitar rumah.
b.      Kalau memungkinkan peliharalah binatang disekitar rumah seperti kucing, ayam atau kelinci (tentu dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatannya) minta dan ajaklah anak untuk ikut memelihara dan menjaganya dengan baik.
c.       Ajarkan anak untuk menyayangi  sesama makhluk hidup, misalnya dengan tidak merusak tanaman dan menyakiti hewan.
d.      Ajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anak.
e.       Ajarkan anak untuk selalu peduli dan menjaga kebersihan serta kerapihan dimanapun berada, misalnya tidak membuang sampah sembarangan, mematikan listrik atau air yang tidak terpakai dan lain sebagainya.

C.   Hal-Hal Yang Mempengaruhi Pembentukan Nilai-Nilai Agama

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pembentukan nilai-nilai agama anak antara lain sebagai berikut:
1.      Naluri
Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa naluri berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.
2.      Adat/Kebiasaan
Adat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi satu kebiasaan.
3.      Keturunan
Keturunan yaitu berpindahnya sifat-sifat tertentu dari orang tua kepada anak. Sifat-sifat anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tua. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tua.
4.      Lingkungan
Lingkungan yaitu tempat yang ada disekitar anak. Lingkunga terbagi menjadi dua yaitu :
·         Lingkungan alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa seseorang. Oleh karena itu, lingkungan alam anak dapat mempengaruhi keagamaan dari anak.
·         Lingkungan pergaulan
Manusia sebagai makhluk sosial  dituntut untuk saling berinteraksi antar sesama. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat, tingkah laku dan nilai-nilai keagamaan anak. Jika anak bergaulan dilingkungan yang tidak baik maka anakpun akan mempunyai sifat dan perilaku yang kurang baik. Sebalikya jika anak bergaul dilingkungan yang baik maka anak pun akan mempunyai sifat yang baik pula.

D.   Manfaat penanaman nilai-nilai agama sejak dini

Terdapat beberapa manfaat penanaman nilai-nilai agama kepada anak sejak dini, yaitu sebagai berikut:
1.      Taat kepada ajaran agama.
2.      Memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap sesama.
3.      Memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap orang disekitar.
4.      Berbakti kepada orang tua.
5.      Berakhlak baik.
6.      Anak menjadi tidak mudah terbawa oleh pergaulan yang kotor.
7.      Disenangi oleh banyak orang.

Daftar Pustaka

Mukni’ah. (2011). Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Zuhairini, dkk.(2008) FilsafatPendidikan Islam. Jakarta: BumiAksara
Mansur. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muchtar, Heri Jauhari. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muafah, wakhida. (2013). Penanaman Nilai-Nilai Agama. [Tersedia]
Aini, Nida. (2013). Surat Luqman Ayat 12-19 Kurikulum. [Tersedia]
Muslim, Anak. (). Pendidikan Anak Dalam Islam. [Tersedia]